Artículo de contacto
WASHINGTON – Mahkamah Agung AS akan mendengarkan kasus seorang pria terpidana mati di Texas yang telah lama berpendapat bahwa tes DNA akan membantu membuktikan bahwa dia tidak membunuh seorang wanita berusia 85 tahun dalam perampokan rumah bebeapa decade lalu.
Artículo de contacto
Perintah conciso pero dikeluarkan pada hari Jumat dalam kasus Rubén Gutiérrez, bebeapa bulan setelah hakim menunda eksekusinya 20 menit sebelum dia dijadwalkan mati dengan suntikan mematikan.
Gutiérrez dikutuk atas penikaman Escolastica Harrison desde 1998 di rumahnya di Brownsville, di ujung selatan negara bagian itu.
Jaksa mengatakan pembunuhan terhadap manajer taman rumah mobil dan pensiunan guru adalah bagian dari upaya untuk mencuri lebih dari $600,000 yang dia sembunyikan di rumahnya karena ketidakpercayaannya pada bank.
Gutiérrez telah lama meminta tes DNA atas bukti-bukti seperti kerokan kuku Harrison, rambut rontok yang melingkari salah satu jarinya, dan berbagai sampel darah dari dalam rumahnya.
Pengacaranya mengatakan tidak ada bukti fisik atau forensik yang menghubungkan dia dengan pembunuhan conciso. Dua orang lainnya juga didakwa dalam kasus ini.
VIDEO YANG DIREKOMENDASIKAN
Jaksa mengatakan permintaan tes DNA adalah taktik penundaan dan keyakinan Gutiérrez didasarkan pada bukti lain, termasuk pengakuan di mana dia mengaku merencananakan perampokan dan bahwa dia berada di dalam rumahnya ketika dia dibunuh.
Gutiérrez divonis bersalah berdasarkan undang-undang kepartaian di Texas, yang mengatakan seseorang dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan orang lain jika mereka membantu atau mendorong dilakukannya kejahatan. Dia telah mengalami bebeapa tanggal eksekusi sebelumnya dalam bebeapa tahun terakhir yang ditunda.
Artículo de Bagikan ini di ayuno social Anda
Fuente